Minggu, 22 November 2009

TETANG KAMI




Bagi mereka yang mendengar tentang “Asikie”, perhatian dan ingatan orang secara spontan tertuju pada “Asikie yang terkenal sebagai kota perusahaan: Perusahaan Korindo Group.” Perusahaan ini berdiri dan beroperasi sejak tahun 1993 dan bergerak dalam bidang pengolahan kayu, perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet.
Setelah sebulan ditahbiskan menjadi imam, saya ditunjuk untuk menjadi Pastor Paroki Santo Fransiskus Xaverius Asikie; sebuah Paroki yang secara administratif pemerintahan sipil terletak di wilayah Kecamatan Jair, Kabupaten Boven Digoel-kawasan selatan Propinsi Papua atau sekitar 300-an kilometer dari Kota Merauke ke arah utara. 
Wilayah yang sekarang menjadi Paroki Asikie nota bene adalah wilayah Perusahaan Korindo Group Asikie. Melalui tulisan ini, saya ingin bersharing tentang pengalaman, observasi dan refleksi saya berkaitan dengan relasi Gereja Katolik Paroki Asikie dan eksistensi Perusahaan Korindo Group di Asikie. Bahwa keberadaan Gereja Katolik dan Perusahaan Korindo ini sepanjang sejarah selalu berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Saya membagi sharing tentang relasi kedua institusi ini dalam tiga bagian penting, yakni: Latar belakang terbentuknya Paroki Asikie, Perjalanan relasi kedua institusi ini pasca terbentuknya Paroki Asikie, harapan-harapan yang terbaca dari relasi dan kedekatan kedua lembaga selama ini. oleh Pastor Timotius Ataleu Ehaq, MSC.

Latar Belakang Terbentuknya Paroki Asikie


Sebelum Perusahaan Korindo Group membuka perindustrian di Asikie dan (bahkan) sebelum Boven Digoel terbentuk sebagai sebuah Kabupaten otonom, Gereja Katolik sudah menjadi “rahim” kehidupan religius masyarakat Boven Digoel. Dalam konteks Asikie, sebelum Perusahaan Korindo Group membuka usaha di wilayah ini, Gereja Katolik dan pengaruhnya sudah lebih dahulu ada dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari seluruh pergumulan hidup masyarakat di wilayah ini. Ketika Perusahaan Korindo Group berdiri dan beroperasi di Asikie, secara gerejawi wilayah Asikie saat itu merupakan wilayah Paroki Santo Matias Getentiri, Kevikepan Boven Digoel. 
Sejak beroperasi di Asikie, eksistensi perusahaan ini sangat mempengaruhi suasana hidup masyarakat pada umumnya dan suasana hidup kegerejaan serta karya pelayanan di Paroki St. Matias Getentiri pada khususnya. Stasi-stasi yang berada dalam wilayah operasi Perusahaan Korindo Group mengalami perubahan yang sangat mencolok. Perubahan tersebut pertama-tama terlihat dalam hubungannya dengan jumlah umat. Jumlah umat bertambah besar karena kedatangan para pendatang beragama Katolik yang mencari nafkah sebagai karyawan perusahaan. Dan, de facto, mayoritas pekerja (worker) di perusahaan Perusahaan Korindo Group Asikie adalah umat Katolik di Paroki ini. Lalu, berhubungan dengan itu, hal kedua yang harus dikatakan juga adalah bahwa, akibat tuntutan kerja di perusahaan; situasi hidup umat yang berprofesi sebagai pekerja ini memiliki situasi dan irama hidup keseharian yang khas. Artinya, pola hidup keseharian mereka dikemudi oleh irama tuntutan kerja formal di perusahaan. Dalam kaitannya dengan itu, program-program pelayanan secara parokial pun dengan sendirinya dipikirkan secara khusus bila dihubungkan dengan pelayanan untuk umat di kawasan industri ini. Di samping dua alasan tersebut, dari perspektif karya pelayanan Paroki Getentiri sendiri disadari pula bahwa sudah sejak lama wilayah kerja seorang Pastor Paroki Getentiri dengan luas wilayah seperti saat itu dirasakan sangat luas dan sangat sulit dari segi kondisi medan. Lalu, secara intern disadari pula bahwa – di samping memiliki jumlah umat yang cukup memadai untuk sebuah paroki– umat yang saat ini membentuk Paroki Asikie, pada saat itu merasa “mampu” dan “siap” menjadi sebuah Paroki sendiri secara otonom. Atas dasar alasan-alasan ini, diajukan permohonan kepada Uskup Agung Merauke untuk mendirikan Paroki Asikie. Melalui SK. Uskup Keuskupan Agung Merauke. No: 201/UAM/XI/2006 dibentuklah Paroki Asikie dengan membawahi delapan (12) stasi yang memang merupakan stasi-stasi yang dihuni hampir seratus persen karyawan perusahaan.
Dari sejarah dan latar belakang tersebut, Gereja Katolik Paroki Asikie paling kurang memahami kehadiran dirinya dalam arti tertentu merupakan konsekuensi dari keberadaan dan beroperasinya perusahaan Korindo. Gereja Katolik Asikie menyadari bahwa berdirinya Paroki Asikie sebagai paroki otonom disebabkan oleh keseriusan pihak Perusahaan Korindo Group untuk meminta kehadiran pihak Gereja Katolik untuk melayani kebutuhan spiritual karyawannya. Para karyawan yang adalah umat Katolik memiliki kondisi yang sangat berbeda dibandingkan dengan umat di wilayah stasi lain di Paroki Getentiri dari segi jumlah, kualitas internal umat, situasi hidup harian. Perusahaan Korindo menyadari bahwa kehadiran Gereja Katolik Paroki Asikie sangat mendesak dan sangat diperlukan demi pelayanan kebutuhan spiritual karyawannya yang sebagian besar beragama Katolik.